Jumat, 30 Maret 2012
Rumah Adat Karo
There is no place like Home,
Rumah adat di Tanah Karo saat ini tinggal menunggu kehancurannya, dilihat dari ketidakpopuleran orang Karo untuk tinggal di dalam dan melestarikannya sebagai identitias budaya. PEnelitian - penelitian yang dilakukan oleh berbagai orang menyangkut eksistensi rumah - rumah adat (gambar diatas adalah rumah - rumah adat di Desa Lingga Kabupaten Karo) seperti halnya Building Research Institute milik United Nations, 1973 dan Masri Singarimbun , 1980 adalah bukti bahwa rumah adat di Karo memiliki keunikan dan kekayaan budaya yang luar biasa. Akan tetapi, justru penghancuran ornamen budaya tersebut datangnya darimana objek itu sendiri datang, yaitu orang Karo sendiri.
Antropolog Karo, Juara R. Ginting menuturkan kepada Sora Sirulo, 2012 dalam ulasannya mengenai rumah adat Karo, bahwa beliau sempat melihat 22 buah ada di Deli Serdang dan mengunjungi 19 buah yang ada di Lingga, Peceren dan Dokan pada tahun 1990. Akan tetapi nasibnya kini sungguh bertolak belakang. Dalam pemantauannya yang terakhir, rumah adat Karo tidak bisa lagi dijumpai di Deli Serdang dan hanya tinggal dalam hitungan jari saja yang berada di Karo.
Berdasarkan diskusi dengan beberapa teman kami, orang Karo yang memiliki rumah adat tersebut bahkan enggan memberikan izin kepada orang lain untuk merestorasi rumah adat yang ada, tetapi dengan senang hati menjual kepada orang - orang yang berencana membongkar rumah tersebut dan membawanya keluar daerah...
Memang ada beberapa gerakan yang diprakarsai oleh anak muda sekarang untuk merestorasi rumah adat Karo, seperti halnya aBang Desnalri Sinulingga dengan Sanggar Tinuang dan teman - teman dari Unimed dan USU, meski masih dalam skala kecil, akan tetapi aksi mereka merestorasi Rumah Suah di Desa Peceren dapat dikatakan sebagai suatu pencerahan bagi adat Karo yang mulai ditinggalkan oleh orang Karo sendiri.
Semoga renaisans - renaisans mini yang dilakukan di Medan dapat juga mencerahkan pemikiran - pemikiran yang ada dan kemudian mewujudkannya dalam aksi "Bersih Desa" yang setidaknya bisa memformat ulang desa - desa wisata di Tanah Karo sehingga dapat kembali bersih, asri dan kembali dikunjungi oleh orang - orang yang kagum akan keberagaman budayanya.
:D
Sumber:
Ministry of Public Work and Electric Power (et. al). Traditional Buildings Of Indonesia. Batak Karo. Bandung: ECAFE. 1973
Masri Singarimbun. Kinship, Descent, And Alliances Among the Karo Bataks. University of California Press. 1973
http://www.sorasirulo.net/1_2_539_rumah-adat-karo-dan-kekaroan.html
http://www.sorasirulo.net/1_2_493_brosur-gerakan-pengumpulan-koin-untuk-rumah-adat-karo.html
http://www.sorasirulo.net/1_2_552_memperpanjang-usia-rumah-adat-karo.html
http://www.sorasirulo.net/1_2_552_memperpanjang-usia-rumah-adat-karo.html
http://www.sorasirulo.net/1_2_612_rumah-adat-karo-dinominasikan-untuk-restorasi-2012.html
Special Thanks:
1. Endi Bastanta Sinuraya
2. Nike br Sitepu
3. Ginting Pebrindanov
Saat memulai...
saat menggoreskan tinta digital ke dalam dunia maya ini,saia cukup banyak merenung apa yang yang akan saia coba tampilkan...
akan tetapi kemudian saia sepakati,karena saia merasa bahwa info2 mengenai Tanah Karo yang ada di dunia maya sudah cukup lengkap..maka saia akan mencoba untuk menampilkan adanya tulisan - tulisan alternatif yang bisa menjepret Bumi Turang dari sisi yang lain...Mungkin dari angLe saia sebagai seorang biasa, bukan sejarawan ato pakar budaya yang hanya mencuap - cuap tapi tidak ada konkritisme dalam memikirkan kembali apa yang perlu dibutuhkan dalam menampilkan Tanah Karo sebagai sebuah kebanggaan identitas dan budaya..
May GOD help,morning aLL:D
Langganan:
Postingan (Atom)