Powered By Blogger

Selasa, 28 Januari 2014

Konser Gugur Gunung Jojga Untuk Pengungsi Sinabung

Konser “GUGUR GUNUNG” Untuk Pengungsi Sinabung
Jogja Itu Kecil Tapi Kebersamaannya Besar

Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara meletus kembali dari lelap tidur panjangnya. Terakhir beraktivitas pada tahun 2010, gunung yang termasuk dalam gugus pegunungan Bukit Barisan tersebut memuntahkan lava, yang menyebabkan 27.797 orang (hingga 28 Januari 2014) mengungsi. Wilayah yang disebut Tanah Karo Simalem dalam radius 5km dari puncak gunung, menghadap ke selatan disterilkan dari penduduk. Tiada terperi, Bumi Turang pun menangis.

Di tengah tangisan dan derita para pengungsi yang menyebar ke desa – desa terdekat di Kecamatan Kabanjahe dan Tigabinanga, muncul pula bantuan dari tangan saudara – saudari terkasih yang turut merasa berbela sungkawa. Tidak hanya dari desa – desa yang berada di Tanah Karo, tetapi juga dari Sabang hingga Merauke. Bahkan dari Jakarta, Manado, Jambi, dan Banten yang daerah itu jua mengalami bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor, kepedulian terhadap pengungsi letusan Gunung Sinabung juga turut mengalir. Terlepas dari kontroversi tidak ditetapkannya letusan Gunung Sinabung sebagai bencana nasional oleh pemerintah pusat, serta ketidak – pedulian dari pemerintah daerah Kabupaten Karo untuk mengkoordinasikan penanganan bencana Sinabung, solidaritas yang mengatas – namakan bangsa Indonesia selalu ada untuk para pengungsi Sinabung.

Salah satu aksi nyata yang dilakukan untuk menggugah rasa sayang dan solidaritas kepada pengungsi di Gunung Sinabung dilakukan oleh komunitas seniman di Kota Yogyakarta. Berangkat dari rasa welas asih dan kebanggaan sebagai salah satu gudang seniman, para anak muda di Kota Yogyakarta berinisiatif melakukan konser amal dengan tajuk “Konser Gugur Gunung Untuk Pengungsi Sinabung”. Berikut ulasan acaranya yang disarikan dari Koran Tribun Jogja , Minggu Kliwon 26 Januari 2014 Halaman 19.

Tak Berlebihan bila penggalan lirik lagu berjudul “Jogja Istimewa” yang dibawakan oleh Jogja Hip Hop Foundation (JHF) berbunyi:

Jogja Jogja tetap istimewa
Istimewa negerinya
Istimewa orangnya
Jogja Jogja tetap istimewa
Jogja istimewa untuk Indonesia”

Lirik lagu itu adalah benar adanya, dalam arti sesungguhnya. Terbukti kata “istimewa orangnya” dalam konteks ini diwujudkan oleh musisi kota Yogyakarta yang turut berempati dengan menggelar konser musik amal bertajuk “Gugur Gunung”, ditujukan bagi para pengungsi bencana alam meletusnya Gunung Sinabung. Konser yang diadakan di Jogja Nasional Museum (JNM) itu dihelat pada, Kamis (23/1) malam.
Konser amal yang dibuka oleh band FSTVLST itu secara total berlangsung meriah dan menggembirakan. Sebab, tiket konser yang berbentuk donasi minimal Rp 20 ribu ini sold out dalam waktu singkat dan sebanyak 48 juta terkumpul.

Beberapa band ternama tanah air asal Yogyakarta juga turut berpartisipasi, antara lain, Endank Soekamti, Shaggy Dog, Jogja Hip Hop Foundation, dan Captain Jack, alhasil ratusan penikmat musik memadati venue malam itu.

Perhelatan konser amal yang juga disiarkan secara livestreaming melalui akun, @radiosoekamti dengan hastag #GugurGunung ini pun banjir mention dan retweet. Pemilik akun @komangdyatma menulis “Jogja itu kota kecil tapi kebersamaannya besar ya,” yang kemudian disambut retweet dari akun lainnya.

Masing – masing band yang tampil malam itu membawakan lima hingga enam lagu. Captain Jack, salah satu band yang kental berlirik satir sukses menggebrak dengan lagu berjudul “Kupu – Kupu Baja”.
Sementara itu, tak terbendung lagi, para Kamtis Family yang sedari petang sudah hilir mudik di depan venue dimanjakan dengan lagu – lagu Endank Soekamti seperti Kembali, Uuu, Angka 8, Satria Bergitar, dan ditutup dengan lagu Maling Kondang.

Selanjutnya menutup konser charity malam itu adalah Jogja Hip Hop Foundation (JHF) yang tak pelak membakar kebersamaan dan semangat untuk peduli terhadap sesama. 
 
Gugur Gunung” sendiri dalam bahasa Jawa berarti guyub, rukun, dan bahu – membahu, bergotong royong menyelesaikan masalah bersama. Tema tersebutlah yang kembali dihidupkan untuk membantu para pengungsi meletusnya Gunung Sinabung.

Menurut salah satu punggawa Jogja Hip Hop Foundation (JHF), Juki yang sekaligus juru bicara perhelatan ini, konser amal ini adalah bentuk awareness musisi Yogya pada para pengungsi bencana alam meletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Ini adalah gawe bareng, semuanya musisi, pak polisi, JNM, crew, dan teman – teman. Hasil donasi dari penjualan tiket akan kita sumbangkan untuk pengungsi Gunung Sinabung yang sudah lima bulan mengungsi. “Akan ada tim relawan yang berangkat ke sana,” kata Juki ditemui di belakang stage, Kamis (23/1) malam.
Juki dalam kesempatan ini menyayangkan penyebutan bencana dengan kategori yang menurutnya justru bisa menyesatkan. Antara mengkategorikan bencana apakah termasuk bencana nasional atau bukan.

Bencana ya bencana. Aneh juga kalau menyebutnya termasuk bencana nasional atau tidak. Yang jelas, kami sebagai musisi ingin memberikan awareness melalui cara kami. Mungkin yang lain bisa dengan caranya masing – masing,” tandas Juki. (yud)

Special Thanks:

Koran Tribun Jogja, edisi Minggu Kliwon 26 Januari 2014.
Para Seniman, Musisi, Polisi, JNM dan teman – teman penyelenggara “Konser Gugur Gunung Untuk Pengungsi Sinabung… Salam Mejuah – juah dari Tanah Karo, Sumatera Utara.
Para Relawan di posko – posko Tanah Karo yang tiada lelah terus bekerja, “Tangan Tuhan yang Pegang.”
Para Pengungsi yang masih, tetap maupun yang akan direlokasi di wilayah yang baru… “Lit nge pagi malemna Nande, Bapa, Turang, Senina…”
Terkhusus bagi alumni Yogyakarta dimana pun berada, tetap ingat “ Jogja itu kota kecil, tapi Kebersamaannya besar!”