Powered By Blogger

Rabu, 21 Oktober 2015

KARO Dari Zaman ke Zaman Modern



KARO DARI ZAMAN KE ZAMAN MODERN

Sebuah perenungan singkat membahas perkembangan masyarakat Karo tempo dulu dengan sekarang. Ada sebuah keunikan tersendiri yang penulis jumpai sewaktu mengamati perkembangan masyarakat Karo modern yaitu mengikisnya identitas Kekaaroan pada generasi muda. Hal ini menjadi nyata apabila seseorang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan perantauan, dimana persentase kemungkinan menghilang identitas Karo nya menjadi semakin besar.

Suku Karo adalah suku yang mendiami wilayah di daerah kebudayaan Tanah Karo, sekarang sebagian besar termasuk dalam wilayah Kabupaten Karo. Wilayah yang didiami oleh suku Karo termasuk dalam wilayah Bukit Barisan dan dikelilingi oleh beberapa gunung antara lain Gunung Sinabung, Sibayak, Sibuaten, Barus, Sikulikap dan lain – lain. Wilayah apitan gunung – gunung tersebut mengakibatkan struktur tanah yang subur berkontur perbukitan dan memiliki bervariasi sungai dan sumber mata air sebagai penopang hidup. Kesuburan Tanah Karo menyebabkan arus migrasi penduduk menjadi lemah. Perkampungan dibuat secara melebar dan menyebar dibatasi oleh perladangan warga, kuburan, pemandian umum (tapin) dan keramat. Struktur kependudukan dan penyebaran kampung menyebabkan daerah di wilayah suku Karo menjadi semakin padat dari hari ke hari.

Suku Karo juga memiliki budaya agraris yang tinggi. Suka bercocok tanam di wilayah tadah hujan, hutan maupun areal persawahan. Gemar beternak dan memiliki kolam ikan. Budaya dan seni pun orang Karo sangat meggambarkan bahwa mereka memuja unsur alam, dewi pertanian serta bunyi – bunyian alat musik dari bambu, pepohonan dan logam dasar. Hal ini mencerminkan budaya agraris tinggi seperti halnya masyarakat di wilayah pertanian subur. Suburnya tanah juga menciptakan etos pekerja petani yang lebih menyukai jam kerja setengah hari, dari subuh ke siang, kemudian hingga sore.
Keakraban dan keramahan warga Karo patut diacungi jempol. Orang Karo tidak pernah setengah hati menjamu tamu. Selalu terbuka dalam menjamu pendatang adalah satu nilai plus yang ada dalam masyarakat Karo. Hal ini tentu tidak lepas dari kontur gografis, dimana Tanah Karo Simalem berada di tengah jalur transportasi antara Aceh, Tapanuli, Pakpak Dairi dengan daerah di hilir yaitu Medan, Langkat dan Deli. Jalur lalu lintas yang padat juga dimanfaatkan oleh orang Karo untuk menambah penghasilan dengan menyediakan banyak jasa yang membantu kelancaran dalam berkendara.

Segala kemewahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh Tanah Karo, tidak selalu mampu menjadikan masyarakat Karo tetap pada pakemnya sebagai orang yang giat. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi datang ke Tanah Karo dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tak disangka banyak orang Karo yang justru terjerumus ke dalam efek negatif teknologi tersebut. Banyak yang terjerat kasus korupsi, terkekang narkoba dan tertagih sex bebas. Zaman modern memunculkan badai pergolakan di Tanah Karo. Kondisi hara tanah yang makin hari makin menurun akibat penggunaan pupuk secara intensif, perubahan cuaca akibat perambahan hutan secara gila – gilaan dan erupsi Gunung Sinabung tiada henti memunculkan banyak keprihatinan bagi masyarakat Karo. Apakah ini berarti Karo akan tertinggal zaman?!

Masyarakat Karo dahulu pernah keluar dari berbagai macam kendala. Pasti ada jalan keluar. Masih terngiang di teling sintua – sintua si nai bagaimana dentuman terakhir Gunung Sinabung dan Sibayak secara bersamaan yang memunculkan Linur Batukarang. Bagaimana banjir bandang menghantam Sembahe sebagai kiriman dari Bahorok. Bagaimana bencana kekeringan melanda dan menyebabkan kelaparan di mana – mana. Bagaimana zaman mengungsi ke rimba raya di Blang Kejeren dan Macan Kumbang sewaktu peristiwa Karo Area. Seperti apa pertumpahan darah dala pembunuhan massal anggota PKI yang merajalela di seantero Tanah Karo. Semua itu pasti mengguncang Tanah Karo Simalem, bumi turang, tetapi orang Karo tidak menangis mereka berjuang!

Alangkah baiknya apabila dalam zaman yang sudah sangat modern sekrang kita mampu merefleksikan semangat Modernisme tanpa meninggalkan tradisionalis kita sebagai Kalak Karo. Para seniman dan penggiat seni Karo kini sedang semangat – semangat nya berjuang membangkitkan tradisionalitas ke muka umum. Terdapat Joey Bangun dengan Teater Aron yang mampu memukau publik ibukota dengan karya Zendingnya. Brevin Tarigan yang memperbaharui dentingan nada dari regesan kulcapinya, Plato Ginting dengan hembusan surdam serta suara emasnya. Belum lagi terdapat John Tarigan, Jimmy Sebayang, Alex Ginting beserta Sirulo TV nya yang menghibur masyarakat dengan aransemen orisinil lagu – karo Karo. Arya Sinulingga dengan dukungan dari sponsor – sponsor raksasa nya mampu menciptakan aksi Save Tanah Karo untuk mengirim bantuan ke korban erupsi Gunung Sinabung. Semua jiwa muda sedang bergerak, mari dukunglah.

Sebuah Gerakan tidak akan menjadi gebrakan apabila tidak didukung secara maksimal. Karo kini tengah menderita dan kini menjadi kewajiban kita generasi penerus untuk membuat nya tetap lestari, tidak lelah berjuang!  Berjuang tetap sekolah dan mencintai pendidikan. Berjuang bekerja melalui sektor – sektor formail – informal untuk mengurangi tenaga pengangguran, berjuang melestarikan budaya kita dikenal meski tidak populis, berjuang untuk bangga menjadi bagian dari Tanah Karo Simalem. Zaman telah berubah dan orang Karo pun turut berubah. Tetapi spercaya, dengan semangat juang tinggi mari kita bawa Karo ke era yang lebih baik lagi. Era di mana pendidikan di unggulkan, di prioritaskan dan di maksimalkan. Hidup Pemuda, Hidup Rayat Karo Sirulo!

Special Thanks:
1.    Savedia Lania Olga beru Sembiring Meliala yang sudah berbaik hati menemani dan meminjamkan laptop.
2.    Mas penjaga Perpustakaan Kota Yogyakarta, yang sudah berbaik hati meminjamkan tempat dan keramahan
3.    Bumi Rudang Tanah Karo Simalem atas segala waktu, kekurangan dan kebahagiaan di Kuta Kemulihen
4.    Tengku Lukman Sinar dalam proses pencarian goresan tangan beliau dalam Majalah Prisma no 8 tahun 1980. Help Me!
5.    Batak Oorlog atau Perang Sunggal yang sudah membuat pusing kepala berbie..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar